Wednesday, September 14, 2016

TULUS

Hi readers! Ini adalah postingan pertamaku, dan aku akan mengambil tema tulus. kenapa? karena aku yang hidup di Jakarta merasa hal ini sebenarnya banyak diminati, hanya saja tidak dijalankan. 
Beberapa minggu lalu aku sempat brainstorming dengan beberapa teman wanita, dan ternyata mereka merasakan hal yang sama. 
Kenapasih orang-orang ga bisa tulus? Apalagi di kota besar seperti Jakarta. Coba dijawab jujur ya, readers. Kalau berteman maunya dengan orang yang tulus dan tidak hitung-hitungan, kan? Lebih jauh lagi, kalau dapat pacar atau pasangan hidup, kalian pasti maunya dapat yang tulus kan?
Tapi kenapa dalam kehidupan sehari-hari kita sulit sekali berbuat tulus terhadap orang lain, padahal kita ingin mendapatkan perlakuan yang tulus. 
Banyak yang beralasan bahwa kapok, seringkali dimanfaatkan atas ketulusannya. Ya, memang benar sih. Sayapun merasakan hal yang sama. Tapi sebenarnya itu bukanlah trigger kita menjadi tidak tulus. Coba dipikir lebih jauh lagi, kenapa kita tidak bisa semudah itu bertindak tulus ikhlas kepada orang lain? 

Ya....

ternyata jawabannya (menurut hasil brainstorming kami) yakni lebih kepada keegoisan dan prestis. Terutama di kota besar, gap level sosial sangat terasa. Jangankan dengan orang lain, dengan tetangga saja level sosial kita seringkali berbeda bahkan jauh, bukan? Ketika tetangga terlihat memiliki mobil mewah, rumah yang ditata dengan indah, dan barang-barang branded kita merasa dia "profitable" dan bisa untuk "level up". Sehingga tujuan kita menjalin hubungan dengan tetangga bukan lagi berdasarkan ketulusan, tapi sudah bermotif "jika saya berhubungan baik dengannya maka saya akan mendapat keuntungan berupa......"
Berbeda dengan kehidupan di kota kecil maupun di desa, yang mana gap sosialnya belum terlalu tinggi sehingga tidak ada bahkan terbersit sedikit pun untuk mencari keuntungan. 

Readers, ini adalah tindakan yang salah. Percayalah, apa yang kita dapat di kemudian hari merupakan cerminan daripada apa yang kita telah lakukan di masa sekarang. Begitupun apa yang kita lakukan di masa sekarang merupakan cerminan dari perlakuan kita di masa lalu, coba saja diingat-ingat ke masa lalu. Pasti kalian akan menyadarinya juga. 

Maka dari itu, belajarlah untuk menjadi orang yang lebih tulus. Mari ubah image kota besar yang dingin dan kurang menyenangkan menjadi komunitas tempat tinggal yang ramah dan saling peduli, bukan saling mencari keuntungan. 
Memang tidak mudah menjadi orang yang tulus, apalagi di awal - awal. Tapi seiring dengan berlatih, kita bisa menjadi lebih tulus dan malah bersikap tulus menjadi sebuah kebiasaan yang dapat dilakukan tanpa berpikir. 
Selamat mencoba, Readers! jika kalian mengalami keluh kesah dan ingin bercerita atau sharing baik secara publik maupun pribadi (I'd love to hear your stories, guys) please kindly comment below or contact me via email:
brigitaclara69@gmail.com

No comments:

Post a Comment